Rencana Aksi Merdeka Battery yang Mau IPO, Ada Huayou dan Tsingshan
JAKARTA, investor.id – PT Merdeka Battery Materials (MBM), unit bisnis nikel PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), bakal menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dalam waktu dekat.
Berdasarkan laporan riset CLSA, Selasa (17/1/2023), pencatatan saham Merdeka Battery Materials di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menegaskan posisi kunci MDKA di rantai pasok baterai mobil listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.
Saat ini, MDKA memiliki 51% saham Merdeka Battery Materials, perusahaan pertambangan nikel terbesar di Indonesia dengan cadangan dan sumber daya nikel masing-masing sebanyak 189 juta ton dan 1,1 miliar ton.
Selain tambang nikel, Merdeka Battery Materials memiliki 50% saham dua perusahaan nickel pig iron (NPI), bahan baku baja nirkarat (stainless steel/SS), dengan total kapasitas 38 ribu ton setahun. Anak usaha MDKA tersebut juga memiliki 32% saham Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP), kawasan industri seluas 3.600 hektare di Konawe, Sulawesi Tenggara.
Merdeka Battery berencana menambang bijih nikel limonit pada semester II-2023, dengan produksi 6-8 juta ton per tahun. Dana hasil IPO akan digunakan Merdeka Battery untuk mengolah nikel limonit menjadi prekursor katoda baterai EV, dengan teknologi high pressure acid leach (HPAL). Di proyek ini, Merdeka Battery akan menggaet mitra strategis.
Sementara itu, berdasarkan materi presentasi MDKA di Credit Suisse The 14th Asean Conference, salah satu proyek strategis Merdeka Battery adalah pembangunan fasilitas HPAL di IKIP. HPAL adalah teknologi kunci untuk menghasilkan mixed hydroxide precipitate (MHP), salah satu material prekursor katoda baterai EV.
Di proyek ini, Merdeka Battery akan bermitra dengan dua raksasa, yakni Huayou Cobalt dan Tsingshan. Huayou adalah pemain nikel kelas 1 atau battery grade (BG) yang digunakan sebagai prekursor katoda alias kutub positif baterai EV. Adapun bahan lain prekursor katoda adalah litium, kobalt, mangan/aluminium.
Huayou sudah memiliki sejumlah proyek BG di Indonesia. Salah satunya bersama pemain pertambangan papan atas dunia, PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Adapun Tsingshan adalah investor penggerak di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), kawasan industri berbasis nikel. Di kawasan ini, Tsingshan mendirikan pabrik nikel hingga SS. Saat ini, Tsingshan adalah pemain SS nomor satu dunia yang berbasis di Tiongkok.
Tsingshan juga berperan di IKIP, karena menjadi pemegang saham bersama Merdeka Battery. IKIP berada di area konsesi tambang milik PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), anak usaha Merdeka Battery. Skemanya, SCM akan memasok bijih nikel kadar rendah limonit ke fasilitas HPAL.
Di luar proyek HPAL, Merdeka Battery berencana menambah kapasitas NPI sebesar 50 ribu ton akhir 2023. Lebih dari itu, Merdeka Battery berniat membangun fasilitas converter NPI ke nikel matte, jenis nikel yang juga bisa digunakan sebagai prekursor katoda.
Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily