Saham Chandra Asri (TPIA) dan Medco Energi (MEDC) masuk indeks LQ45, ini kata analis

26 Januari 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan evaluasi mayor atas indeks LQ45. Mengutip pengumuman bursa, ada dua saham yang menjadi penghuni baru LQ45, yaitu PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Sementara itu, ada dua saham yang terdepak dari jajaran Indeks LQ45, yaitu PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL).

Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Indonesia Anggaraksa Arismunandar mengatakan, kriteria saham-saham dalam konstituen LQ45 lebih menitikberatkan pada faktor likuiditas. 

Sehingga, dia melihat keluarnya saham SRIL dan SCMA dari indeks ini lebih karena jumlah nilai dan frekuensi dan transaksi yang berada di bawah kriteria cut-off.

“Khusus untuk SCMA, aksi buyback yang dilakukan emiten sejak pertengahan tahun juga membuat jumlah saham free float berkurang,” terang Anggaraksa kepada Kontan.co.id, Selasa (26/1).

Dia menilai, secara fundamental, kedua emiten sebenarnya terlihat masih cukup baik. Ini terlihat dari kinerja yang relatif stabil selama masa pandemi Covid-19.

Mengutip laporan keuangan per kuartal ketiga, emiten dengan nama lain Sritex ini mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 73,79 juta atau naik tipis 2,18% dari periode sama di tahun sebelumnya sebesar US$ 72,21 juta.

Adapun penjualan SRIL tercatat naik 1,34% menjadi US$ 907,09 juta dari sebelumnya US$ 895,07 juta.

Sementara SCMA, meskipun mengalami penurunan 9,31%, emiten media ini masih mencatatkan laba bersih senilai Rp 913,61 miliar hingga akhir September 2020.

Adapun saham TPIA dan MEDC sebenarnya sudah pernah menjadi anggota konstituen LQ45, meskipun terlempar dari indeks ini pada awal tahun lalu. Anggaraksa menyebut, sepanjang tahun 2020 lalu, saham MEDC cukup ramai ditransaksikan baik dari segi value maupun frekuensi.

Sedangkan untuk TPIA, Anggaraksa menduga masuknya kembali saham produsen petrokimia ini ke Indeks LQ45 karena faktor nilai kapitalisasi pasarnya yang besar dan menempati jajaran 10 besar.

Seperti saham-saham komoditas lain, harga TPIA maupun MEDC memang mengalami kenaikan yang cukup signifikan sejak Oktober lalu seiring dengan membaiknya harga komoditas terkait.  

Kembalinya MEDC dan TPIA ke dalam LQ45 memang berpotensi menjadi katalis positif. Hal ini karena cukup umum bahwa inklusi di LQ45 menjadi syarat investasi bagi beberapa institusi.

Anggaraksa menilai, kriteria fundamental nampaknya bukan menjadi faktor utama dalam penentuan anggota Indeks LQ45. “Hal ini terlihat dari masuknya dua saham ini yang sebenarnya masih membukukan rugi bersih hingga kuartal ketiga 2020,” imbuh dia.

TPIA tercatat membukukan kerugian bersih US$ 19,73 juta sedangkan MEDC masih membukukan kerugian bersih sebesar US$ 130,12 juta per kuartal ketiga 2020.

Anggaraksa merekomendasikan trading buy saham MEDC dengan target harga Rp 700. Per penutupan perdagangan hari ini, saham MEDC melemah 2,46% ke level Rp 595 sedangkan TPIA menguat 1,47% ke level Rp 10.350 per saham.

Indeks LQ45 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar, serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

Daftar saham hasil evaluasi ini berlaku untuk periode perdagangan Februari hingga Juli 2021. Sementara, jumlah saham yang digunakan untuk perhitungan indeks LQ45 berlaku untuk periode perdagangan Februari hingga April 2021.