Selain Adaro (ADRO), Emiten Tambang Batubara Ini Juga Merambah Bisnis Tambang Logam

17 Desember 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melebarkan sayap ke perusahaan pengolahan tambang mineral logam. ADRO melalui anak usahanya, PT Alam Tri Abadi, melakukan transaksi pembelian saham PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) sebanyak 145,60 juta saham

Jumlah ini setara 3,7% dan  bernilai Rp 358,76 miliar. Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan Adaro Energy menyebut ,pihaknya memilih berinvestasi kepada saham CITA karena menurut ADRO bisnis metallurgical grade bauxite dan smelter grade alumina merupakan bisnis yang menjanjikan dalam jangka panjang.

Selain ADRO, emiten-emiten tambang batubara lainnya juga sudah terlebih dulu merambah ke bisnis pengolahan dan tambang logam, salah satunya PT Harum Energy Tbk (HRUM).

Melalui anak perusahaannya yakni PT Tanito Harum Nickel, HRUM melakukan investasi di PT Infei Metal Industry, sebuah  perusahaan yang bergerak dalam bidang pemumian nikel (smelter). Pada 14 Desember 2021, HRUM mengumumkan telah menambah kepemilikannya di perusahaan ini. 

HRUM melalui Tanito Harum Nickel telah melakukan pembelian 252.838 lembar saham baru atau 9,8% dari jumlah saham yang dikeluarkan Infei Metal Industry. Sehingga, kepemilikan Tanito Harum Nickel di tubuh Infei Metal Industry menjadi 40%.

Selanjutnya ada PT Resource Alam Indonesia  Tbk (KKGI) yang telah melakukan  akuisisi dua perusahaan nikel yakni PT Buton Mineral Indonesia (BMI) dan PT Bira Mineral Nusantara (BMN). Pada 15 Januari 2021 lalu, KKGI melakukan pengikatan jual beli saham perusahaan baru sebesar 70% saham PT BMI dan PT BMN dengan nilai transaksi masing-masing sebesar Rp 175 juta.

Pembelian saham kedua perusahaan tersebut dilakukan dalam rangka persiapan KKGI berekspansi ke bisnis tambang nikel.

KKGI memproyeksikan, tahun depan produksi nikel akan menjadi 600.000 ton dari sebelumnya hanya 100.000 ton di tahun ini. KKGI sedang dalam tahap penjajakan kontrak secara langsung dengan penguasaha smelter. Saat ini, KKGI menjual bijih nikelnya kepada Virtue Dragon dengan kadar keseluruhan (grade) 1,7%.

Sesuai dengan perkembangan kebutuhan pasar, KKGI juga akan melakukan ekspansi ke tambang mineral lain. Direktur Resource Alam Indonesia Agoes Soegiarto mengatakan, saat ini manajemen sedang dalam tahap mengkaji dan penjajakan untuk masuk ke segmen mineral lain. Proses yang dilakukan seperti studi keekonomian hingga rekayasa mineral.

“Seperti pasir besi, dari sisi potensi kami sudah ada datanya, dan sedang kami lakukan evaluasi,” terang Agoes saat paparan publik virtual yang digelar belum lama ini.

Ada pula PT Indika Energy Tbk (INDY)  yang telah merampungkan pengambilalihan seluruh modal yang telah disetor dan ditempatkan di Nusantara Resources Limited (NUS) pada awal Oktober 2021. Dengan rampungnya transaksi ini, INDY dan anak usahanya, Indika Mineral Investindo, telah resmi memiliki 100% saham Nusantara Resources dan 100% saham Masmindo.

Masmindo adalah anak perusahaan Nusantara Resources yang memegang kontrak karya (KK) dan mengelola tambang emas Awak Mas. Indika Energy akan mengendalikan Masmindo sepenuhnya, sehingga secara efektif dapat meningkatkan eksposur perusahaan di sektor pertambangan emas.

Adapun  proyek Awak Emas  memiliki perkiraan cadangan ore sebesar 1,1 juta ons dan sumber daya sebesar 2 juta ons.