Siapkan Kocek Rp 3 Triliun, Bank Jatim (BJTM) Incar BPD untuk Diakuisisi

25 Juli 2022 | Sumber: kontan

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan Bank Pembangunan Daerah (BPD) memenuhi modal inti sebesar Rp 3 triliun pada akhir tahun 2024. Jika tidak memenuhi ketentuan tersebut, bank akan turun kasta menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). 

Kebijakan tersebut menjadi angin segar bagi Bank Jatim. Direktur Komersial dan Korporasi Bank Jatim Edi Masrianto mengatakan, perusahaan berencana membantu bank tersebut untuk memperkuat permodalannya melalui akuisisi. 

"Dengan aturan baru itu, memungkinkan kami bisa masuk ke BPD -BPD yang tidak bisa memenuhi ketentuan OJK. Minimal (mereka) harus penuhi modal Rp 3 triliun, kalau sekarang sekitar Rp 1,2 triliun - Rp 1,4 triliun, harus tambah kisaran Rp 2 triliun," kata Edi di Jakarta, Senin (25/7). 

Edi menilai, jika pemerintah daerah sebagai pemegang saham tidak masuk dan menambah permodalan bank tersebut, maka diperkirakan BPD akan turun kasta menjadi BPR. Namun hal itu bagi Edi, sangat disayangkan. 

"Lebih baik masih menjadi BPD, tapi (Bank Jatim) masuk lewat kerja sama. Misalnya, kami masuk 51% (akuisisi saham). Karena 51%, bisa mengirimkan dua direktur di sini," terangnya. 

Untuk saat ini, pihaknya sudah mendekati tiga bank dan masih tahap proses. Mereka berasal dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Kalimantan, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi. 

"Kami sudah siapkan (dana) Rp 3 triliun. Tapi belum tentu mereka mau semua, kita lihat tahun depan. Mungkin pemerintah daerah tidak mau kehilangan peluang, sehingga mau masuk jadi kami tidak masuk. Tapi kalau dia butuh 25%, kami akan masuk," terangnya. 

Adapun perbankan yang dibidik memiliki bisnis yang sejalan dengan Bank Jatim. Selain itu, kehadiran mitra atau partner baru tersebut juga diharapkan bisa menopang fee based income perseroan. 

Di sisi lain, perusahaan raih kinerja positif pada semester I 2022. Tercatat aset Bank Jatim naik 14,08% yoy menjadi Rp 108,93 triliun dan laba bersih juga naik 1,49% yoy mencapai Rp 815 miliar. 

Pencapaian tersebut didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 16,41% yoy menjadi Rp 94,90 triliun pada Juni 2022. Sementara itu, perusahaan telah menyalurkan kredit senilai Rp 43,54 triliun, atau naik 2,21% yoy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News