Simak Fokus Kerja Archi Indonesia (ARCI) 2022

26 April 2022 | Sumber: investor.id

JAKARTA, investor.id - Emiten grup Rajawali, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) tahun ini akan fokus pada pengembangan cadangan emas baru dan juga perbaikan pit yang sebelumnya mengalami longsor pada awal 2022. Untuk itu, perseroan menganggarkan capital expenditure/capex pada berkisar US$ 40 juta - 50 juta.

Direktur Utama Archi Indonesia Rudy Suhendra menjelaskan, ada beberapa hal yang jadi fokus perseroan pada tahun ini. Pertama, perseroan akan mengoptimalkan aktivitas penambangan di pit Alaskar dan memastikan pit yang terdampak bencana agar dapat beroperasi kembali sesuai jadwal.”Agar kami dapat melanjutkan program eksplorasi terutamanya di wilayah koridor barat untuk cadangan emas,” jelasnya dalam paparan virtual, Selasa (26/4/2022).

Untuk diketahui, pada awal Januari 2022 lalu, salah satu tambang yang dikelola PT Tambang Tondano Nusajaya sebagai anak usaha yang berlokasi di Toka Tidung, Sulawesi Utara mengalami longsor pada beberapa titik. Hal ini membuat perseroan memutuskan untuk menghitung ulang penggunaan capex tahun ini.

“Sebelum terjadi longsor, kami menargetkan mampu memproduksi emas hingga 200 ribu ons per tahun. Namun dengan adanya kejadian ini kami akan melakukan penyesuaian lantaran hanya beroperasi dengan mengandalkan 3 pit,” ujarnya.

Adapun soal capex, Rudy mengungkapkan setiap tahunya perseroan biasanya menganggarkan sebanyak US$ 40 hingga US$ 50 juta yang digunakan untuk modal kerja juga ekspansi. Seperti yang sudah dilakukan pada 2021 lalu dengan membuka pit baru bernama Araren dan juga rencana peningkatan kapasitas produksi hingga 4 juta ton pertahun. “Namun semua itu terpaksa kami tunda lantaran capex dialihkan untuk perbaikan dinding pit yang mengalami longsor,” kata dia.

Pembukaan pit baru tersebut juga jadi salah satu sebab melemahnya topline dan juga bottom line ARCI selama 2021. Pada periode tersebut perseroan hanya mampu membukukan pendapatan sebesar US$ 345,9 juta atau lebih rendah 12% dari periode yang sama tahun 2020 lalu. Terutamanya disebabkan oleh volume penjualan emas yang lebih rendah dari 213,8 kilo ons menjadi 188,1 kilo ons.

Corporate Secretary Harry Margatan menyebutkan, produksi emas pada tahun 2021 mengalami penurunan sebesar 6% dari 206,8 kilo ons menjadi 194,4 kilo ons. “Hal ini disebabkan oleh rata-rata kadar emas yang diolah lebih rendah dari 2,12 g/t menjadi 1,93 g/t, yang terutama dipengaruhi oleh aktivitas pengembangan pit Araren tahap 5 dan pembukaan pit Alaskar,” kata dia.

Dengan demikian, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) lebih rendah 32% menjadi US$ 163,7 juta, sedangkan laba bersih tahun berjalan juga lebih rendah 39% menjadi US$ 75,1 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan profitabilitas terutamanya disebabkan oleh rasio pengupasan tanah yang lebih tinggi dari penambangan bijih tahap awal di pit Araren tahap 5 dan pembukaan pit Alaskar yang baru.

Ditahun yang sama, realisasi belanja modal sebesar US$ 118,6 juta, yang digunakan untuk aktivitas pengembangan pit Araren tahap 5, meningkatkan kapasitas pengolahan, dan aktivitas eksplorasi. Adapun aktivitas eksplorasi berfokus pada peningkatan tambahan potensi penemuan di sekitar pit-pit tambang yang beroperasi saat ini di wilayah Koridor Timur serta pengeboran di wilayah Koridor Barat.

Pada kesempatan yang sama, Archi Indonesia juga menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) tahun 2022. RUPST ini merupakan yang pertama kalinya dilaksanakan oleh perseroan setelah menyelesaikan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada bulan Juni 2021 lalu.

RUPST telah menyetujui penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021, yakni sebesar US$ 200 ribu ditetapkan sebagai dana cadangan, sedangkan sisanya sebesar US$ 74.868.148 dicatat sebagai laba ditahan perseroan.

Selanjutnya, RUPST juga telah menyetujui pengunduran diri dari Adam Jaya Putra dan Shawn David Crispin dari jabatannya sebagai direktur perseroan, serta Ali Abbas Badre Alam dari jabatannya sebagai komisaris perseroan.

Di sisi lain, RUPST mengangkat Rudy Suhendra sebagai direktur utama perseroan, Hidayat Dwiputro Sulaksono serta Scott Gerald Atkinson sebagai direktur perseroan yang baru, serta Kenneth Ronald Kennedy Crichton sebagai komisaris utama dan Jhoni Ginting sebagai komisaris independen perseroan.

Dengan perubahan tersebut, maka susunan dewan komisaris dan direksi perseroan, efektif setelah RUPST, menjadi sebagai berikut, Komisaris Utama Kenneth Ronald Kennedy Crichton, Komisaris Rizky Indrakusuma, Komisaris Abed Nego, Komisaris Independen Dr. Ir. Bambang Setiawan, Komisaris Independen Hamid Awaluddin, Komisaris Independen Jhoni Ginting.

Sedangkan pada jajaran direksi, Direktur Utama diisi oleh Rudy Suhendra, Direktur Christian Emanuel David Sompie, Direktur: Hidayat Dwiputro Sulaksono, Direktur Scott Gerald Atkinson.

Editor : Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Sumber : Investor Daily