Soal banjir rob di Jakarta, ini kata Dharma Samudera Fishing (DSFI)

9 Desember 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI) menyatakan jika ancaman air pasang atau rob yang terjadi di wilayah Utara Jakarta tidak berdampak berarti pada aktivitas bisnis perseroan.

"Kami pikir hal tersebut bukan masalah major bagi perusahaan kami, sehingga tidak ada komentar lebih jauh mengenai hal itu. Lagipula, posisi kami juga tidak berada di kawasan tersebut," jelas Corporate Secretary DSFI Saut Marbun kepada Kontan.co.id, Rabu (8/12).

Sebagai informasi, air pasang laut atau rob kembali mengancam pesisir Utara Jakarta. Posisi rob kemarin dikabarkan sudah melampaui dermaga di Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman Jakarta di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara.

Melihat hal tersebut, para pelaku usaha mencemaskan tingginya air rob hingga melampaui dermaga bisa mengancam aktivitas produksi perikanan sehingga merusak ekspor dan iklim investasi.

Lebih lanjut, emiten yang bergerak di sektor pengolahan hasil tangkapan laut ini mengatakan jika dalam aktivitas ekspor membaik terlihat dari salah satu pasar terbesar DSFI, yakni Amerika Serikat (AS) yang meningkat tajam pasca negeri Paman Sam ini pulih dari pandemi.

Tak hanya itu, terdapat pula momentum perbaikan permintaan di dua pasar ekspor DSFI lainnya, yakni kawasan Eropa dan Jepang.

DSFI tahun ini menargetkan pendapatan sebesar Rp 520 miliar. Target ini naik 42% dari realisasi pendapatan pada tahun lalu yakni Rp 365,9 miliar. "Kami optimistis bisa mencapainya. Tahun ini kemungkinan besar tercapai," tutur Saut.

Pada tahun 2022, DSFI juga belum memiliki rencana untuk melakukan ekspansi serta tidak memiliki rencana untuk mengalokasikan capital expenditure (capex) untuk tahun ini.

Pihaknya masih bergerak secara konservatif, sebab menghindari faktor ketidakpastian dan agar tetap berhati-hati dalam melakukan ekspansi.

Sebagai catatan saja, pada kuartal III 2021 DSFI berhasil keluar dari kerugian yang tercatat Rp8,04 pada periode kuartal III 2020. Pada tahun 2021 kuartal III,pihaknya bisa mengantongi laba bersih sebesar Rp11,54 miliar.

Penjualan juga ikut terkerek cukup signifikan 53,12% menjadi Rp392,55 miliar. Nilai penjualan ini dikontribusi dari penjualan ekspor untuk fillet senilai Rp195,71 miliar, tuna senilai Rp114,08 miliar, dan gurita sebesar Rp56,067 miliar. Adapun penjualan di dalam negeri berupa tetelan, kepala, dan ikan utuh senilai Rp18,568 miliar.