Supreme Cable Manufacturing (SCOO) Akan Tebar Dividen, Ini Besarannya

7 Juni 2022 | Sumber: kontan

Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Emiten produsen kabel listrik, PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk (SCCO) resmi membagikan dividen sebesar Rp 200 per saham sebagai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung hari ini, Selasa (7/6).

Direktur SCCO Nicodemus M. Trisnadi mengungkapkan dividen akan dibagikan kepada para pemegang saham yang terdaftar pada 17 Juni 2022 mendatang dan dibagikan pada 7 Juli 2022.

"Pada RUPST tadi sudah diputuskan dividen akan dibagi sebesar Rp 200 per saham dari total deviden senilai Rp 41, 116 miliar. Cum date adalah tanggal 17 Juni 2022 dan dividennya dibagikan pada 7 Juli 2022," ujarnya pada paparan publik, Selasa (7/6).

Dengan berakhirnya RUPST, posisi komisaris dan direksi SCCO yang aktif adalah Elly Soepono sebagai Presiden Komisaris, Hiroashi Suzuki sebagai Wakil Presiden Komisaris, Prof. Dr. Ir. D. N. Adnyana sebagai Komisaris Independen dan Prof. Dr. Irawan Soerodjo sebagai Komisaris Independen.

Lalu, Bayu Adiwijaya Soepono sebagai Presiden Direktur, Teddy Rustiadi sebagai Direktur Independen, Nicodemus M. Trisnadi sebagai Direktur, Sani Iskandar Darmawan sebagai Direktur dan Henny Roselliny sebagai Direktur.

Pada tahun 2021, SCCO meraih pertumbuhan pendapatan 8,66% atau menjadi sebesar Rp 5,02 triliun dari Rp 4,62 triliun pada 2020. Namun demikian, pada pos laba bersih tercatat mengalami penurunan sebanyak Rp 96 miliar atau sebesar 10,12% menjadi Rp 142 miliar dari Rp 238 miliar.

 

Pendapatan SCCO sepanjang 2021 masih didominasi 84,77% oleh penjualan kabel listrik, diikuti penjualan kabel enamel sebanyak 10,58% dan kabel telekomunikasi sebanyak 4,65%.

Pihaknya juga mendapatkan pasar di pasar swasta sebanyak 79,30%, diikuti proyek sebanyak 10,43% dan PLN sebanyak 10,27%.

Direktur SCCO Sani Iskandar Darmawan menambahkan, pada tahun 2021 pihaknya masih berhadapan dengan pandemi Covid-19 dan juga kenaikan harga bahan baku logam. Hal ini turut memberikan dampak negatif pada profitabilitas perseroan.

Namun demikian, SCCO tahun ini optimistis bisa mendapatkan pertumbuhan pendapatan di angka Rp5,3 triliun dan laba bersih di angka Rp195,9 miliar.

"Dengan harga logam yang makin meningkat, kami terus menyiasati dengan mengamati terus pergerakan logam berat setiap saat. Kami juga melakukan pembelian-pembelian secara hedging sesuai dengan kebutuhan kita," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News