Suspensi Dicabut BEI, Begini Strategi Bisnis Capri Nusa Properti (CPRI)

6 Oktober 2022 | Sumber: kontan

Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Capri Nusa Properti Tbk (CPRI) sudah menyusun sejumlah strategi untuk memperbaiki kondisi keberlangsungan bisnis untuk satu tahun mendatang. 

Teranyar, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut suspensi saham CPRI pada perdagangan 5 Oktober 2022. Adapun sebelumnya BEI telah mensuspensi CPRI selama 12 bulan hingga terancam delisting.

Direktur Utama Capri Nusa Properti Jansen Surbakti mengakui sampai saat ini keberlangsungan hidup Capri Nusa masih belum baik di tengah Covid-19 meski sudah ada pergerakan walaupun signifikan dilanda Covid-19.

“Gedung yang berada di Raden Inten di Jakarta Timur masih cukup bisa mempertahankan okupansi penyewaan sebesar 80%,” ujar Jansen dalam keterbukaan informasi, Rabu (5/10). 

Sementara penyewaan gedung di Jatiwaringin okupansinya masih minim. Tapi setidaknya sudah mulai ada penambahan tenant dan penyewaan gedung. 

Untuk kuartal keempat 2022, Capri Nusa berencana untuk melanjutkan promosi dan pemasaran dengan memberikan, sambil mempersiapkan pembangunan resort di Nusa Penida, Bali. Kemudian pada kuartal pertama 2023, CPRI masih akan melanjutkan pembangunan resort di Bali sambil menyusun strategi baru untuk pemasaran kepada konsumen. 

Di kuartal kedua 2023, Capri Nusa akan menyiapkan marketing tools, persiapan SOP operasional, dan persiapan rekrutmen karyawan untuk resort di Nusa Penida, Bali. 

Selanjutnya Capri Nusa Properti  akan memasarkan resort pada kuartal ketiga 2023. Diharapkan resort di Nusa Penida akan selesai pada kuartal keempat 2023 dan bisa melakukan soft opening.

“Pada 2023 kami harapkan bisa naik sebesar 25% sampai dengan 30% dengan pendapatan di kisaran Rp 5 miliar,” ucap dia.

Untuk tahun ini, Jansen menyebut akan ada sedikit peningkatan dibandingkan dengan 2021 yang berasal dari penyewaan gedung pertemuan.