Telefast (TFAS) terus menambah jaringan drop point

24 September 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di bidang logistik PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) fokus untuk melanjutkan perluasan jaringan drop point paket pada paruh kedua tahun ini.

Presiden Direktur Telefast Indonesia, Jody Hedrian mengatakan, TFAS berupaya menghadirkan inovasi mutakhir untuk mendukung evolusi industri perdagangan Indonesia. Inisiatif ini menandai ekspansi bisnis Telefast Indonesia ke dalam industri supply chain dan logistik tanah air.

“Kami memperluas jaringan drop point paket yang menjadi titik penghubung serta menjembatani pembeli dan penjual melalui kerja sama dengan para mitra strategis Telefast,” terang dia kepada Kontan.co.id, Jumat (24/9).

Sejak pertama kali diluncurkan, Jody menerangkan bahwa jaringan drop point dan jumlah transaksi bulanan terus mengalami peningkatan yang signifikan. Per Januari 2021, TFAS mencatat ada 940 jaringan drop point dengan total 2.026 transaksi.

Saat ini Telefast telah memiliki lebih dari 6.000 jaringan drop point dan mencatatkan total transaksi pada bulan Agustus lalu mencapai 1,67 juta transaksi. “Kami secara moderat menargetkan untuk menyebarkan 15.000 drop point hingga akhir tahun 2021,” imbuh Jody.

Sembari menambah titik drop point, TFAS juga terus memperhatikan pertumbuhan organik pada segmen produk dan layanan digital dengan menyempurnakan sistem IT untuk layanan multi-courier services. TFAS berharap dapat membukukan pendapatan dan laba yang positif hingga tutup tahun 2021.

“Saat ini kami fokus di bidang logistik dan terus mengembangkan teknologi logistik dan jaringan logistik digital. Kami menargetkan untuk menjadi aggregator logistik pilihan pertama bagi pelanggan maupun mitra usaha logistik di Indonesia,” papar Jody.

Guna melancarkan agenda ekspansi, TFAS mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 13 miliar. Adapun hingga paruh pertama tahun ini, TFAS sudah menyerap sebesar Rp 1,3 miliar yang dialokasikan untuk belanja modal di bidang IT.