Terdampak pandemi, kinerja Indah Prakasa Sentosa (INPS) di 2020 loyo

9 Mei 2021 | Sumber: kontan

Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS) menorehkan kinerja yang kurang memuaskan di tahun 2020. Buktinya pendapatan perusahaan turun 36,8% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 255,66 miliar di tahun lalu. 

Corporate Secretary INPS Jerry Erfansyah mengatakan, penurunan kinerja tersebut  utamanya terjadi karena dampak dari pandemi Covid-19. Sehingga banyak pelanggan INPS yang membatasi kegiatan operasional usaha mereka di tahun lalu. 

Adapun, pendapatan INPS di tahun 2020 ditopang oleh beberapa lini bisnis antaranya segmen trading dan jasa logistik. 

Kontribusi pendapatan pada segmen trading agen Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas di tahun lalu tercatat sebesar Rp 48,13 miliar dan Rp 23,856 miliar. Sementara untuk segmen ritel atau SPBU sebesar Rp 60,700 miliar serta jasa logistik sebesar Rp 109,677 miliar. 

Meskipun mengalami penurunan pendapatan yang cukup signifikan, perusahaan yang juga dikenal dengan nama Inprase Group ini berhasil mengoptimalkan pengeluaran pada sejumlah pos beban. 

Salah satunya pada beban pokok penjualan yang turun 35,79% yoy menjadi Rp 206,49 miliar di tahun 2020. Sedangkan pada tahun 2019, beban pokok penjualan INPS mencapai Rp 321,61 miliar. 

Penurunan pengeluaran juga terjadi pada beban penjualan INPS di sepanjang tahun 2020. Tercatat, beban usaha turun 26,24% yoy dari semula Rp 5,08 miliar di tahun 2019 menjadi Rp 3,74 miliar di periode yang sama tahun lalu.

 

 

Di sisi lain, INPS pun mampu mengurangi pengeluaran pada beban umum dan administrasi. Di sepanjang tahun 2020, beban umum dan administrasi INPS tercatat sebesar Rp 33,86 miliar. Angka tersebut susut 24,32% yoy dari perolehan di tahun sebelumnya yang mencapai Rp 44,74 miliar. 

Sementara itu, beban pajak final ikut menyusut drastis 44% yoy pada buku tahun 2020. Tercatat, beban pajak final INPS di tahun 2019 sebesar Rp 303,82 juta menjadi Rp 170,12 juta di tahun 2020. 

Walau berhasil memangkas sejumlah beban, ternyata INPS belum berhasil kerugian. Buktinya, perusahaan masih mencetak rugi bersih sebesar Rp 17,33 miliar, melonjak dari tahun 2019 yang hanya Rp 3,92 miliar. 

Per 31 Desember 2020, total aset INPS mencapai Rp 453,89 miliar atau naik tipis dibandingkan total aset perusahaan pada tahun 2019 yang sebesar Rp 478,78 miliar. 

Pada tahun 2020, INPS memiliki total liabilitas dan ekuitas sebesar Rp 330,54 miliar dan Rp 337,88 miliar. 

Meskipun mencetak kinerja loyo di tahun lalu, INPS optimistis akan membukukan kinerja yang lebih baik di tahun ini. Hal itu salah satunya didukung oleh peningkatan kinerja pada segmen logistik di kuartal I-2021. 

"Tetap optimistis seiring membaiknya ekonomi Indonesia secara menyeluruh," pungkas Jerry, di pekan lalu.