Wow! Laba Bersih Elnusa (ELSA) Meroket 673,74%

8 November 2022 | Sumber: investor.id

JAKARTA, investor.id – PT Elnusa Tbk (ELSA) mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 290,59 miliar hingga kuartal III-2022. Perolehan ini setara 673,74% atau hampir delapan kali lipat laba bersih kuartal III-2021 sebesar Rp 37,55 miliar.

Kinerja positif sepanjang sembilan bulan 2022 tersebut, diikuti kenaikan pendapatan 49,34% menjadi Rp 8,57 triliun. Secara rinci, pemasukan Elnusa paling banyak dikontribusi dari pendapatan berelasi senilai Rp 6,03 triliun yang terdiri dari bisnis jasa distribusi dan logistik energi Rp 3 triliun, jasa hulu migas terintegrasi Rp 2,38 triliun, serta jasa penunjang migas Rp 647,61 miliar.

Sisanya, kontribusi dari pihak ketiga pada pendapatan konsolidasian perseroan, mengambil porsi sebesar Rp 2,53 triliun. Terdiri dari jasa distribusi dan logistik energi Rp 2,08 triliun, jasa hulu migas terintegrasi Rp 417 miliar, serta jasa penunjang migas Rp 29,87 miliar.

Rincian penjualan kepada pelanggan dengan jumlah lebih besar dari 10% pendapatan adalah PT “Pertamina Niaga Rp 2,76 triliun, PT Pertamina EP Rp 1,18 triliun, dan PT Pertamina Hulu Indonesia Rp 980,07 miliar,” jelas Direktur Utama Elnusa (ELSA) John Hisar Simamora dalam keterbukaan informasi, Selasa (8/11/2022).

Dari laporan yang sama, ELSA juga mengumumkan posisi keuangan konsolidasian dengan kenaikan total aset lancar per 30 September 2022 menjadi Rp 5,07 triliun dari Rp 4,44 triliun akhir tahun lalu. Sedangkan total aset tidak lancar milik perseroan naik menjadi Rp 3,59 triliun dari Rp 2,78 triliun.

Dengan begitu, jumlah aset perseroan terhitung naik 19,9% atau bertambah Rp 1,43 triliun dari Rp 7,23 triliun akhir tahun lalu menjadi Rp 8,66 triliun per 30 September 20222.

Dalam perbandingan waktu yang serupa, emiten sektor energi tersebut juga mencatatkan kenaikan total liabilitas jangka pendek menjadi Rp 3,42 triliun dari Rp 2,56 triliun. Sementara, total liabilitas jangka panjangnya naik menjadi Rp 1,2 triliun dari Rp 895,48 miliar. Jumlah liabilitas perseroan pun terhitung naik 33,9% atau Rp 1,17 triliun menjadi Rp 4,62 triliun dari Rp 3,45 triliun.

“Adapun faktor yang menyebabkan kenaikan liabilitas sebesar 33,9% adalah dikarenakan pencatatan liabilitas sewa sebagai dampak penerapan PSAK (pernyataan standar akuntansi keuangan) 73 dan kenaikan beban akrual proyek dan subkontraktor,” tambah John. 

Editor : Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Sumber : Investor Daily