XL Axiata (EXCL) Terbitkan Surat Utang dan Gelar Rights Issue, Ini Tujuannya

27 Agustus 2022 | Sumber: kontan

Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) tengah melaksanakan penawaran umum Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2022 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Tahap I Tahun 2022 dengan nilai pokok masing-masing Rp 1,5 triliun. Periode penawarannya berlangsung pada 24-29 Agustus 2022.

Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan, penerbitan obligasi dan sukuk ini dilakukan karena XL Axiata ingin mengurangi komponen utang dengan suku bunga mengambang (floating interest rate). Langkah ini diambil seiring tren kenaikan suku bunga bank sentral.

Dengan begitu, komponen utang dengan tingkat suku bunga tetap seperti obligasi dan sukuk menjadi lebih besar. 

"Pada prinsipnya tujuan XL Axiata adalah mengelola beban bunga utang perusahaan" kata Ayu, sapaan Tri Wahyuningsih saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (26/8).

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (23/8), obligasi dan sukuk tersebut ditawarkan dalam empat seri, yaitu Seri A, Seri B, Seri C, dan Seri D. Secara berurutan, masing-masing seri memiliki tenor tiga tahun, lima tahun, tujuh tahun, dan sepuluh tahun.

Empat seri obligasi memiliki kisaran tingkat bunga tetap 6,75%-8,25% per tahun. Sementara itu, sukuk ditawarkan dengan cicilan imbalan ijarah sebesar Rp 45,96 miliar-Rp 10,67 miliar per tahun.

Ayu menyampaikan, XL Axiata akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi dan sukuk untuk membiayai belanja modalnya guna meningkatkan kapasitas, memperluas jaringan, dan meningkatkan kualitas layanan. Seluruh dana akan dipergunakan untuk pembiayaan belanja modal tahun 2022 yang secara keseluruhan mencapai Rp 9 triliun.

Selain mencari pendanaan melalui surat utang, XL Axiata juga tengah menggalang dana dari instrumen ekuitas dengan melakukan rights issue sebanyak 2,75 miliar saham. Seluruh dana bersih yang diperoleh dari rights issue akan digunakan untuk membayar utang.

"Sehingga nantinya leverage ratio (gross debt to EBITDA, termasuk finance lease) XL Axiata berada di level yang wajar. Selain itu, perusahaan juga mengelola supaya rating kredit tetap triple A," ucap Ayu.

Ayu menjelaskan, tingkat utang yang wajar bagi XL Axiata dapat diukur dari beberapa rasio, yaitu gross debt/EBITDA (termasuk finance lease) di sekitar 2,7x dan net debt/EBITDA 2,5x. Angka ini mirip seperti rasio utang di akhir Desember 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News